6 Faktor Internal yang Mempengaruhi Belajar Mahasiswa

Belajar merupakan suatu proses karena dalam belajar terdapat berbagai tahap. Gagné menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi belajar sedemikian rupa sehingga performanya berubah dari waktu dari sebelum ia mengalami situasi tadi. Crow & Crow menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan informasi, menambah pengertian atau meningkatkan keterampilan.

Belajar di perguruan tinggi, sama halnya dengan belajar dalam arti luas, bertujuan untuk terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku akhir yang diharapkan adalah dicapainya pengetahuan, sehingga individu yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas atau kerja tertentu dengan baik. Tingkah laku kecakapan dan keberhasilan seseorang dalam belajar disebut prestasi.

Proses belajar dan prestasi belajar ditentukan oleh banyak faktor, baik berupa faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu (faktor eksternal) maupun faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu (faktor internal). Dalam kaitannya dengan proses belajar di perguruan tinggi, faktor-faktor yang terutama mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah faktor internal. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Minat

Prestasi belajar erat kaitannya dengan minat mahasiswa terhadap bidang pendidikan yang dimasukinya. Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan akan berhasil mempelajarinya dengan baik. Contoh sederhana yang dapat diungkapkan di sini adalah sebagai berikut: seorang calon mahasiswa yang berminat pada masalah kebudayaan dan tidak menyukai masalah teknik, tentu sebaiknya memilih bidang pendidikan yang erat kaitannya dengan budaya manusia, misalnya arkeologi atau sastra. Bila ternyata ia memasuki bidang pendidikan yang berhubungan dengan teknik, misalnya elektro, dapat diramalkan ia tidak akan berhasil dengan baik mencapai tujuan akhir studinya.

2. Kecerdasan

Dalam proses belajar di perguruan tinggi, faktor kecerdasan mahasiswa memiliki hubungan yang positif dengan hasil belajarnya. Ini berarti seseorang dengan taraf kecerdasan yang tinggi akan mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

Beberapa pengertian tentang kecerdasan adalah:
- Kemampuan untuk mengemukakan masalah pada situasi baru secara cepat dan berhasil guna (efektif).
- Kemampuan untuk menggunakan konsep-konseo abstrak secara berhasil guna.
- Kemampuan untuk mengerti adanya  hubungan antara beberapa hal dan untuk belajar secara cepat.

Ketiganya menekankan pada proses yang berlainan, karena memang tidak mudah bagi psikolog untuk memberikan definisi kecerdasan secara tepat. Bennet mengatakan bahwa proses mental yang tercakup dalam kecerdasan antara lain penalarean, imajinasi, insight, judgement, dan kemampuan untuk beradaptasi. Adapula peneliti yang memberikan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang abstrak. Banyak masalah abstrak yang memerlukan kemampuan untuk beradaptasi yang tinggi di bidang kebudayaan, ilmiah, dan teknologi, tergantung pada kemempuannya bernalar secara abstrak.

3. Bakat

Dalam kaitannya dengan bakat yang dimiliki individu, dapat dikatakan bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya belajar tersebut. Ditinjau dari sudut psikologi, bakat yang dimiliki seseorang dapat diketahui melalui tes bakat. Mungkin saja pada satu diri individu terdapat lebih dari satu bakat yang dimilikinya.

4. Motivasi

Hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar juga meningkat. Motivasi adalah suatu keadaan di dalam diri individu yang mendorong tingkah laku ke arah tujuan. Dengan demikian, motif-motif akan memunculkan dan mengarahkan tingkah laku ke arah tujuan yang tepat. Tanpa motivasi yang kuat, sulit bagi individu untuk mencapai prestasi belajar sesuai yang diharapkan, meskipun faktor-faktor lain dalam dirinya menunjang ke arah prestasi yang lain.

5. Tingkat kecemasan

Faktor lain dalam diri individu yang besar peranannya dalam keberhasilan belajar adalah tingkat kecemasan. Prestasi akan mencapai hasil baik pada tingkat kecemasan yang sedang. Terlalu tinggi dan terlalu rendah tingkat kecemasan seseorang akan menghambat proses belajar yang terjadi. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik dibutuhkan kecemasan dalam derajat yang sedang.

6. Kesehatan

Faktor terakhir yang turut menunjang keberhasilan belajar adalah faktor kesehatan. Yang dimaksudkan dengan kesehatan di sini adalah baik sehat secara fisik maupun psikis. Orang yang berbadan sehat tentunya akan belajar lebih baik dari orang yang kurang atau tidak sehat. Namun kesehatan badaniah inipun harus diimbangi oleh kondisi psikis yang sehat pula. Kesehatan psikis atau sering pula disebut sebagai kesehatan mental merupakan faktor yang sangat besar peranannya di dalam pencapaian prestasi belajar yang memuaskan. Adanya gangguan atau hambatan di dalam kondisi kejiwaan seseorang akan sangat mempengaruhi hasil belajarnya.

Di luar keenam faktor ini tentunya masih banyak faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Namun demikian, dalam kaitannya dengan belajar di perguruan tinggi, keenam faktor internal inilah yang paling berperan. Selain dari faktor-faktor di dalam individu, terdapat pula beberapa faktor yang terdapat di luar diri individu yang juga besar peranannya dalam pencapaian prestasi belajar. (Dr. Rismiyati E. Koesma, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran)