Faktor Lingkungan yg Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam upaya mencapai prestasi belajar ternyata perlu diperhatikan faktor-faktor di luar diri individu yang kerapkali sangat berpengaruh. Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor di luar individu adalah faktor lingkungan, yang meliputi:
1. Lingkungan sekolah
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan keluarga

Lingkungan Sekolah

Prestasi di sekolah yang kurang baik bisa disebabkan oleh kondisi umum dari sekolah, yang kurang dapat menampung anak didik. Keadaan lingkungan fisik yang tidak disukai individu, atau hubungan dengan kawan atau pengajar yang tidak harmonis, dapat membuat individu merasa tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang pada akhirnya dapat menurunkan motivasi belajarnya. Keadaan ini dapat berakibat individu atau siswa menjadi malas belajar yang tentunya akan mempengaruhi prestasi belajarnya pula. Pengalaman yang kurang menyenangkan dengan pengajar bisa mengakibatkan seseorang tidak merasa senang pada pengajar dan tidak menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan pengajar tersebut, termasuk pelajaran sekolah yang diajarkannya. Kurikulum yang tidak berjalan lancar dan kehadiran péngajar yang tidak teratur juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, yang kemudian dapat membuat mereka enggan belajar.

Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial juga berpengaruh terhadap prestasi belajar, karena lingkungan sosial relatif besar pengaruhnya terhadap perkembangan proses belajar siswa. Perkembangan kecerdasan seseorang, misalnya, dipengaruhi pula oleh lingkungan sosialnya, karena lingkungan sosial dalam hal ini turut membentuk proses belajar dan berpikir seseorang. Mereka yang hidup dan dibesarkan di daerah dengan masyarakat yang sosio-ekonominya rendah terlihat adanya kecenderungan "malnutritions" yang bisa berakibat pada prestasi sekolahnya. Karena mereka merasa kekurangan, maka mereka akan berkembang menjadi orang yang selalu mengarahkan dirinya pada hal yang sifatnya material. Pemuasan kebutuhan rasa laparnya akan lebih dipentingkan. Mereka menjadi kurang perangsangan intelektual dari lingkungan sekitar, yang mengakibatkan mereka menjadi semakin terhambat segi material, fisik dan mentalnya, yang pada akhirnya menurunkan prestasi belajarnya di sekolah.

Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga tak dapat disangkal lagi memiliki arti penting dalam kaitannya dengan prestasi sekolah, karena pada dasarnya keberhasilan seseorang di sekolah berkaitan erat dengan tidak adanya gangguan atau hambatan emosional yang berhubungan dengan relasi yang terjadi antara dirinya dengan keluarga atau orang-orang yang dekat dengan dirinya. Gangguan emosional ini sering tampak dalam bentuk ketegangan, konflik yang dirasakan individu dan sering tercermin dalam tingkah lakunya. Keadaan ini menyebabkan individu tersebut tidak berperhatian penuh terhadap pelajaran, daya konsentrasi menurun, dan prestasi sekolahpun turut menurun. Mereka menjadi kurang berprestasi di sekolah, meskipun mungkin secara potensial mereka mempunyai kecerdasan yang baik. Sebaliknya, hubungan yang baik dengan keluarga atau orang-orang yang dianggap dekat, suasana yang hangat, serta banyak memperoleh kesempatan dan rangsangan-rangsangan intelektual dapat meningkatkan prestasi sekolah.

Selain ketiga faktor tersebut, perlu diperhatikan pula mengenai lingkungan pendidikan siswa. Lingkungan pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah lingkungan yang memberikan pendidikan pada diri individu dari sejak lahir hingga dewasa. Lingkungan ini merupakan situasi belajar. Keseluruhan tingkah laku individu merupakan hasil interaksinya dengan lingkungan, sehingga prestasi belajar yang dicapai individu berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dimana proses belajar itu terjadi. Lingkungan pertama dalam proses belajar adalah lingkungan keluarga, sehingga lingkungan keluarga adalah lingkungan terpenting dalam keberhasilan seseorang di sekolah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang baik di rumah.

Di dalam keluarga, individu mempunyai kesempatan menjalani pendidikan secara bertahap, sebagai hasil dari bentuk hubungan sejak lahir dengan "significant person". Bertindak sebagai "significant person" di sini adalah orang tua. RUPP mengatakan bahwa salah satu aspek lingkungan pendidikan orang tua yang kelak dapat mempengaruhi prestasi sekolahnya adalah penyediaan waktu dan fasilitas bagi kepentingan pendidikan anak yang mampu memberikan stimulasi bagi perkembangan kognitif anak. Stimulasi yang diberikan orang tua terhadap anak bisa dalam hal permainan maupun penggunaan bahasa.

OLIVE BANKS (1971) mengemukakan bahwa bahkan ketika anak telah masuk sekolah, sikap-sikap dan tingkah lakunya terhadap sekolah sangat dipengaruhi orang tuanya. Sementara itu DUVALL mengemukakan bahwa prestasi akademis anak tidak hanya tergantung pada kemampuan pengajar, tetapi juga tergantung pada keluarga darimana ia berasal. Prestasi sekolah ini tergantung pada beberapa faktor keluarga seperti:
1. Tekanan prestasi, yaitu aspirasi orang tua bagi pendidikan anaknya, minat mereka pada pengetahuan sekolah, serta standar hadiah yang diberikan bila prestasi anak sesuai harapan.
2. Model bahasa, yaitu kualitas bahasa orang tua dan standar yang dibuat untuk cara berbicara anak.
3. Bimbingan akademis, yaitu kualitas bimbingan akademis serta bantuan yang diberikan orang tua di rumah.
4. Aktivitas di rumah, berkaitan dengan stimulasi yang tersedia di rumah.
5. Intelektualitas di rumah, yaitu minat-minat intelektualitas dan aktivitas intelektual.
6. Kebiasaan bekerja dalam kaitannya dengan penggunaan ruang dan waktu yang teratur di rumah.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa lingkungan yang sangat besar peranannya dalam keberhasilan belajar siswa adalah lingkungan keluarga dimana ia dibesarkan. Hal ini erat kaitannya dengan waktu dan fasilitas orang tua untuk mendukung pendidikan anak, keterlibatan orang tua serta perhatian terhadap urusan-urusan sekolah anak, dan tingkat aspirasi orang tua bagi anaknya. Bila orang tua secara terus-menerus memberikan dorongan dan semangat dengan memperlihatkan bahwa orang tua sangat memperhatikan kemajuan anak, maka anak akan bersemangat untuk mencapai prestasi belajar terbaik di sekolah (Rismiyati E. Koesma, Fakultas Psikologi UnPad).